Surat Yang Melaut

𝐍
1 min readMay 19, 2022

Untuk Biru Laut Wibisana,

Hari ini kami hidup. Hari ini kami terlahir kembali dan fasih berekspresi. Hari ini kami merindukanmu dan resep-resep dapurmu. Yang seharusnya binasa sudah luluh lantah. Yang pernah dikoyak-koyak oleh buas tak berperi pelan-pelan bangun lagi.

Di dunia di mana orang-orang yang mencintaimu adalah Puan dan Tuannya, kau tumbuh dengan murah hati, bukan dicambuk untuk menjadi apatis. Kau hidup bersama Isabelle Allende dan ribuan lembar milik sastrawan Amerika Latin lainnya. Kau hidup di lantunan piringan vinyl The Beatles yang Bapak putar setiap hari Minggu. Kau hidup di sepiring nasi yang menanti tengkleng dan gulai buatan Ibu untuk disantap.

Akan selalu ada cinta yang menunggumu pulang, Laut. Karena bagi kami kau belum mati dan tidak akan pernah mati. Kau akan terus hidup dan ikut terlahir kembali, lewat kepak sayap merpati atau angin malam yang kadang dinginnya menusuk ke nadi. Lewat pesan hangat yang disampaikan oleh terumbu karang karena tidak sudi meninggalkanmu sendiri dan ikan-ikan kecil yang masih menjenguk nasib di dasar air.

Hidup, Laut,

hiduplah berkali-kali,

tidak akan kami biarkan kau mati.

Biru Laut Wibisana, from Laut Bercerita by Leila S. Chudori (2017)

--

--

𝐍
𝐍

Written by 𝐍

hidden pages and personal comfort spaces

No responses yet